Kamis, 09 Desember 2010

apresiasi puisi

APRESIASI PUISI


1. APRESIASI PUISI IALAH Penghargaan atas puisi sebagai hasil pengenalan, pemahaman, penafsiran dan penikmatan atas karya sastra yang didukung oleh kepekaan batin terhadap nilai-nilai yang terkandung dalam puisi tersebut .
2. CIRI-CIRI KEBAHASAAN PUISI / MEMAHAMI PUISI
Pemadatan Bahasa
Bahasa dipadatkan agar berkekuatan GAIB artinya memiliki makna yang lebih luas daripada kalimat biasa.Contoh :
Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut namaMu
Biar susah sungguh
Mengingat Kau penuh seluruh

CayaMU panas suci
Tinggal kerdip lilin di kelam sunyi.

Kata kuncinya termangu, sungguh, lilin
Penyair bermaksud menyatakan bahwa cahaya iman dari Tuhan tinggal cahaya kecil di lubuk hati yang siap padam karena kegoncangan iman.

Pemilihan Kata Unik / Khas
Makna Kias/ konotatif
Kata-kata yang penuh dengan penafsiran untuk mengetahui isi/maknanya. Contoh :
Pagiku hilang sudah melayang
Hari mudaku telah pergi
Kini petang datang membayang
Batang usiaku sudah tinggi

Aku lalai di hari pagi
Beta lengah di masa muda
Kini hidup meracun hati
Miskin ilmu miskin harta

Makna kias di atas mudah dipahami karena diberi penjelasan pada baris berikutnya. Kata pagi diberi penjelasan muda. Kata petang diberi penjelasan batang usiaku sudah tinggi (tua)
Lambang
Dalam puisi lambang yaitu pengantian suatu hal dengan benda lain/hal lain. Jenis – jenis lambang dalam puisi meliputi lambang benda, lambang warna, lambang bunyi, lambang suasana. Contoh :
Dan sepatu yang berat serta nakal
Yang dulu biasa menempuh
Jalan-jalan yang mengkhawatirkan
Dalam hidup lelaki yang kasar dan sengsara
Kini telah aku lepaskan
Dan berganti dengan sandal rumah
Yang tentram , jinak dan sederhana

Bait sepatu yang berat dan nakal dilambangkan jejaka yang belum berumah tangga sedangkan setelah menemukan jodohnya, ia menjadi sandal rumah yang jinak dan sederhana.

Lambang warna hitam melambangkan kesedihan, warna putih = kesucian, warna kuning = kesetiaan, warna biru = harapan, jingga = kebencian. Contoh :
Tapi halusnya putih pergi kembara
Bulan keramik putih tanpa darah
Warna jingga adalah mata Samijo
Menatap ia, menatap amat tajamnya.
Padamkan jingga apimu. Padamkan !
Demi selaput suteraku putih: padamkan!

Lambang bunyi artinya makna khusus suatu alat musik atau perpaduan bunyi – bunyi tertentu yang mempunyai arti tertentu .Contoh:
Seruling di pasir tipis, merdu
Antara gundukan pohon pina
Tembang mengema di dua kaki
Burangrang – Tangkuban Perahu
Jamrut di pucuk-pucuk

Kata seruling dalam tanah Sunda terkenal suara yang meyayat hati/ sendu. Terlebih jika dikaitkan dengan gunung Burangrang ( legenda Lutung Kasarung) dan gunung Tangkuban Perahu (legenda Sangkuriang). Jelas bahwa puisi ini bernada sendu dan kedukaan yang mendalam



Lambang suasana artinya peristiwa / keadaan yang tidak digambarkan seperti apa adanya tetapi diganti dengan yang lain. Contoh :
Kutulis surat ini
Kala hujan gerimis
Bagai bunyi tambur mainan
Anak peri dunia yang gaib
Dan angin mendesah
Mengeluh dan mendesah

Kata hujan gerimis melambangkan suasana sedih/ duka penulis karena cinta kepada gadis pujaannya tidak direstui/ ditolak oleh orang tuanya/gadis tersebut. Namun cintanya luar biasa bergema dan bergemuruh seperti tambur mainan anak peri dunia yang gaib. Lambang suasana lain misalnya lintang kemukus = bencana, bharatayuda = huru-hara, bulan purnama= indah
Persamaan Bunyi / Rima
Persamaan bunyi yang diulang-ulang menciptakan konsentrasi dan kekuatan bahasa yang disebut daya gaib seperti mantra-mantra. Contoh:
Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut nama -Mu

Biar susah sungguh
Mengingat Kau penuh seluruh
Tuhanku
Aku hilang bentuk
remuk

Pengimajinasian Pancaindera
Pengimajinasian ialah kata-kata yang dapat memperjelas/memperkonkret apa yang dinyatakan penulis. Contoh :
Ia dengar kepak sayap kelelawar dan guyur sisa hujan dari daun karena angin pada kemuning . Ia dengar resah kuda serta langkah pedati.

Irama/ Ritme
Irama = pengulangan bunyi , kata, frasa, kalimat untuk menciptakan keindahan yang teratur. Contoh :

Pagiku hilang / sudah melayang
Hari mudaku / telah pergi
Kini petang / datang membayang
Batang usiaku / sudah tinggi


3. Hal- Hal yang diungkap penyair meliputi Tema, Nada dan Suasana, perasaan dan Amanat
Tema Puisi
Tema = gagasan pokok / pokok permasalahan dari sang penyair. Sedikit banyak pembaca harus tahu latar belakang penulis agar tidak salah tafsir.
Tema bersifat khusus ( diacu dari penulis), objektif (semua pembaca harus menafsir sama), lugas (bukan makna kias). Macam-macam tema misalnya tema ketuhanan, kemanusiaan, cinta, patriotisme, perjuangan, kegagalan hidup, alam, keadilan, kritik social, demokrasi, kesetiakawanan.
3.1.1. Tema Ketuhanan
Tema ini membawa manusia lebih bertakwa dan merenungkan kekuasaan Tuhan.
Doa
Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut nama-Mu

3.1.2. Tema Kemanusiaan
Tema ini membawa manusia untuk menjunjung tinggi martabat manusia. Manusia harus dihargai , dihormati, diperhatikan hak-haknya secara adil dan manusiawi.
Gadis Peminta-minta

Setiap kita bertemu, gadis kecil berkaleng kecil
Senyummu terlalu kekal untuk kenal duka
Tengadah padaku, pada bulan merah jambu
Tapi kotaku jadi hilang, tanpa jiwa





3.1.3. Tema Patriotisme
Tema ini mengajak pembaca untuk meneladani orang-orang yang telah berkorban demi bangsa dan tanah air. Mereka rela mati demi tanah air yang merdeka.
Diponegoro
Di masa pembangunan ini
Tuan hidup kembali
Dan bara kagum menjadi api
Di depan sekali tuan menanti
Tak gentar lawan banyaknya seratus kali
Pedang kanan, keris di kiri
Berselubung semangat yang tak bias mati
…………………
Maju
Serbu
Serang
Terjang

3.1.4. Tema Cinta Tanah Air
Tema ini mengajak pembaca agar mencintai tanah air/tanah kelahiran / memuji keindahan tanah air.
Tanah Sunda

Ke mana pun berjalan, terpandang
Daerah ramah di sana
Ke mana pun ngembara, kujumpa
Manusia hati terbuka
Mesra menerima……

3.1.5. Tema Cinta Kasih antara Pria dan Wanita
Tema ini mengajak pembaca untuk mengetahui tema cinta berbentuk perkenalan, berkasih-kasihan, perpisahan
Surat Cinta

Kutulis surat ini
Kala hujan gerimis
Bagai bunyi tambur mainan
Anak-anak peri dunia gaib
………….
Wahai dik Narti
Aku cinta kepadamu

3.1.6. Tema Kerakyatan dan Demokrasi
Tema ini mengungkapkan bahwa rakyat memiliki kekuasaan karena rakyatlah yang menentukan pemerintahan suatu negara.

Rakyat

Rakyat ialah kita
Jutaan tangan yang mengayun dalam kerja
Di bumi di tanah tercinta
Jutaan tangan mengayun bersama
Membuka hutan lalang jadi ladang-ladang berbunga
Mengepulkan asap dari cerobong pabrik-pabrik di kota
Menaikkan layar menebar jala
Meraba kelam di tambang logam dan batu bara

3.1.7. Tema Keadilan Sosial / Protes Sosial
Tema ini menuntut keadilan bagi kaum tertindas yaitu protes terhadap ketidakadilan di dalam masyarakat yang dilakukan oleh kaum kaya, penguasa, presiden terhadap rakyat jelata.
Sajak Burung-Burung Kondor / Elang

Para tani-buruh bekerja
Berumah di gubug-gubug tanpa jendela
Menanam bibit di tanah yang subur
Memanen hasil yang berlimpah dan makmur
Namun hidup mereka sendiri sengsara
……..
3.1.8. Tema Pendidikan / Budi Pekerti
Tema ini berisi nasihat pada pelajar untuk mempersiapkan diri menyambut masa depan / mendidik remaja agar bermoral yang baik

Menyesal
Pagiku hilang sudah melayang
Hari mudaku telah pergi
Kini petang datang membayang
Batang usiaku sudah tinggi

Aku lalai di hari pagi
Beta lengah di masa muda
Kini hidup meracun hati
Miskin ilmu miskin harta