Selasa, 20 Juli 2010

contoh pidato

Sambutan Menteri Pertanian Pada Upacara Hari Sumpah Pemuda ke-73 Tahun 2001
Jakarta, 28 Oktober 2001
________________________________________
Para Pejabat Eselon I dan II yang saya hormati,
Karyawan, karyawati Departemen Pertanian yang berbahagia,
Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua
Pertama-tama marilah kita memanjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, yang telah memberikan rahmat dan karuniaNya, sehingga kita dapat menghadiri upacara peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-73 pada pagi hari ini, dalam keadaan sehat wal’afiat.
Hari Sumpah Pemuda kita peringati setiap tahun sebagai ungkapan rasa syukur atas perjuangan para pemuda yang tidak pernah surut dan luntur, serta sebagai wujud dari upaya bangsa Indonesia untuk menyegarkan kembali semangat persatuan dan kesatuan bangsa, seperti yang diikrarkan para pemuda pada tanggal 28 Oktober tahun 1928. Tujuh puluh tiga tahun yang lalu, para pemuda Indonesia telah mengikrarkan satu tekad yaitu: “Bertumpah darah satu Tanah Indonesia, Berbangsa yang satu bangsa Indonesia, dan Menjunjung bahasa persatuan bahasa Indonesia”
Tekad para pemuda ini perlu dihayati dan dikobarkan oleh seluruh bangsa dan rakyat Indonesia, terutama disaat kita sedang melakukan upaya-upaya khusus untuk menanggulangi berbagai persoalan bangsa, baik dibidang ekonomi, sosial-politik dan keamanan, yang sampai saat ini belum dapat kita atasi dengan baik. Oleh sebab itu, tema peringatan Hari Sumpah Pemuda tahun 2001 ini, yaitu “Bangun dan satukan Indonesia”, adalah sangat relevan dengan tuntutan, situasi dan kondisi yang kita alami saat ini serta cita-cita yang ingin kita raih di masa mendatang.
Saudara-saudara sekalian yang saya hormati,
Kedepan, kita harus dapat mempersatukan seluruh komponen bangsa yang merupakan prasyarat bagi terselenggaranya pembangunan secara berkelanjutan. Selain itu, kita harus dapat mendorong percepatan pembangunan nasional yang di topang oleh pembangunan di segala bidang dan sektor, termasuk di sektor pertanian, yang sudah teruji keampuhannya dalam menghadapi krisis ekonomi serta peranannya yang cukup besar dalam mempercepat pemulihan ekonomi nasional.
Kita jangan sampai terjebak pada kondisi seperti yang kita alami di masa lalu, dimana kita lebih terfokus pada pertumbuhan ekonomi yang tidak membumi dan dilaksanakan secara terpusat dan tidak merata. Paradigma baru pembangunan pertanian harus berorientasi pada pasar dan peningkatan nilai tambah yang dilakukan melalui pendekatan sistim dan usaha agribisnis yang berdaya saing, berkelanjutan, berkerakyatan dan dilaksanakan lebih terdesentralisasi. Untuk itu, kita perlu mencari dan mengkaji akar permasalahan yang sebenarnya di berbagai strata wilayah dan kegiatan, dan sekaligus merumuskan upaya pemecahannya.
Kegagalan kita untuk menanggulangi permasalahan yang ada akan mengganggu persatuan dan kesatuan nasional serta kelangsungan kehidupan berbangsa dan bernegara. Jalan keluar yang dapat kita tempuh adalah, kita harus mampu menyatukan persepsi dan dukungan seluruh lapisan masyarakat, sehingga pembangunan di segala bidang dapat terlaksana sesuai rencana dan kita dapat keluar dari krisis multi-dimenasional yang kita hadapi.
Saudara-saudara sekalian yang saya hormati,
Melihat kompleksnya permasalahan, maka kita yang bergerak di sektor pertanian harus bekerja lebih keras dan sungguh-sungguh. Kita harus mampu menyediakan bahan pangan terutama bagi anak-anak balita, agar seluruh rakyat Indonesia menjadi bangsa yang sehat dan kuat, baik fisik maupun tingkat kecerdasannya. Sampai saat ini jutaan anak dan masyarakat mengalami kekurangan pangan dan rawan gizi yang harus kita tanggulangi dengan menyediakan bahan pangan yang cukup dan berkualitas serta terjangkau daya beli masyarakat.
Sejalan dengan upaya tersebut, maka generasi muda harus mempersiapkan diri sebaik-baiknya untuk menjadi Pemimpin bangsa yang beriman dan bertaqwa, berakhlak mulia, demokratis, mandiri dan tanggap terhadap aspirasi masyarakat. Generasi muda harus mampu mengembangkan minat dan semangat kewirausahaan yang kreatif, produktif dan visioner. Selain itu, generasi muda harus dicegah jangan sampai enggan memasuki sektor pertanian. Karena, keengganan ini muncul akibat kurangnya memperoleh informasi dan mereka belum terjun secara langsung dalam usaha agribisnis yang cukup menjanjikan peningkatan bagi pendapatan dan kesejahteraan.
Melalui berbagai upaya yang dilakukan maka kita akan dapat menyiapkan dan menghantar generasi penerus bangsa yang sehat dan kuat serta berkarakter produktif, efisien dan profesional
Saudara-saudara sekalian yang saya hormati,
Dalam bulan mendatang kita akan menghadapi 5 hari-hari besar keagamaan nasional, yaitu bulan Puasa, Idul Fitri, Natal, Imlek dan Tahun Baru. Seperti tahun-tahun sebelumnya, kita harus menyiapkan secara dini kebutuhan bahan pangan yang cukup agar tidak terjadi kekurangan atau harganya tidak terjangkau daya beli masyarakat. Untuk itu saya mengingatkan agar kita bekerja secara berencana serta melakukan koordinasi dengan berbagai pihak terkait, sehingga tidak mengganggu ketentraman dan kenyamanan Ummat dalam menunaikan hari-hari besar keagamaan mereka.
Kita sudah berpengalaman dalam menangani hal serupa pada waktu-waktu yang lalu. Tahun lalu misalnya, kita cukup berhasil sehingga tidak ada masalah yang berarti dalam penyediaan bahan pangan tersebut. Tetapi, kita tidak boleh lengah, karena kegagalan sekecil apapun akan berdampak pada gangguan stabilitas sosial, ekonomi dan keamanan.Untuk itu, berbagai gangguan yang mungkin terjadi baik pada kegiatan produksi, pengolahan, transportasi dan distribusi perlu diantisipasi dan ditata dengan sebaik-baiknya.
Selain itu, saat ini kita sudah memasuki musim penghujan dan musim tanam (MH.I). Kita harus lebih siap mengantisipasi kemungkinan yang dapat menurunkan produksi pertanian, terutama dengan turunnya hujan lebat dan banjir yang terjadi di beberapa daerah. Ramalan III (BPS) yang mengisyaratkan akan terjadi penurunan beberapa komoditi pertanian, harus dapat kita cegah melalui berbagai upaya antisipasi secara terkoordinasi dengan instansi terkait dan seluruh lapisan masyarakat.
Selain itu, kita juga harus dapat menyediakan lapangan kerja produktif, menumbuhkan lembaga pertanian dan lembaga ekonomi di pedesaan, membantu kelancaran penyaluran kredit usaha tani, pengamanan harga dasar gabah, penyediaan sarana produksi, inventarisasi lahan pertanian, dan lain-lain.
Saudara-saudara sekalian yang saya hormati,
Demikian, beberapa hal yang dapat saya sampaikan pada kesempatan ini. Dengan semangat sumpah pemuda saya mengajak hadirin sekalian untuk dapat menanggulangi berbagai masalah yang kita hadapi dan sekaligus mencari jalan keluar, sehingga dapat mencapai tujuan pembangunan pertanian yaitu mensejahterakan masyarakat khususnya para petani.
Akhirnya, marilah kita memohon kepada Tuhan Yang Maha Kuasa agar senantiasa memberikan bimbingan dan kekuatan kepada kita sehingga dapat melaksanakan tugas-tugas pengabdian kita dengan sebaik-baiknya.
“Dirgahayu Hari Sumpah Pemuda“
Sekian dan terima kasih.
Menteri Pertanian

Prof. Dr. Ir. Bungaran Saragih, M. Ec.