Senin, 05 Juli 2010

REVITALISASI SEJARAH SURABAYA DALAM BINGKAI SASTRA

Tersebutlah sebuah peristiwa menceritakan keadaan sebuah kota yang sedang terjadi gempa bumi dan tanah longsor . Kemudian tiba-tiba alam menjadi sangat marah.dan menghancurkan kota yang indah. Manusia melupakan tawa dan canda, melupakan kebaikan dan keramahan. Dalam sekejap mata yang menakutkan , kekuatan alam menghancurkan yang ia suka yang dibangun generasi demi generasi. Kehancuran mencengkeram manusia, merobek-robek dengan cakar mautnya.Tersebutlah semua orang panic menyelamatkan diri. Badan-badan social hilir mudik membantu penyelamatan semua orang.Semua orang telah terselamatkan dan tinggal di tempat pengungsian. Akan tetapi di suatu daerah berbahaya itu masih ada seorang dokter, seorang gadis cantik yang menawan, dan nenek tua renta yang belum diungsikan . Pada saat itu ada seorang relawan muda yang membawa sebuah sepeda motor yang cukup untuk dua orang. Sang relawan punya dua pilihan. Siapakah yang harus diselamatkan? Dan Siapakah yang harus dikorbankan ?

Sekelumit cerita di atas menggambarkan bagaimana dilemanya merevitalisasi suatu sejarah yang berguna bagi pembangunan khususnya di kota Surabaya. Sesuatu yang berbau tradisional,tua,lapuk seringkali kita tidak memperhatikannya bahkan mengabaikannya lebih-lebih jika tidak bernilai ekonomi. Pandangan seperti ini kurang lebih sama dengan cerita di atas . Lebih baik menyelamatkan seorang gadis cantik daripada seorang dokter dan nenek renta atau biarlah sepeda motor dipakai oleh seorang dokter dan nenek renta ke tempat pengungsian sedangkan saya biarlah berjalan bersama gadis cantik sambil bercengkrama menuju ke tempat pengungsian.

Revitalisasi adalah proses,cara,perbuatan menghidupkan / mengiatkan bahkan menyelamatkan berbagai kegiatan yang telah lama diabaikan tanpa mengorbankan kegiatan lain.Revitalisasi yang pertama ,dari Etimologi asal kata Surabaya berasal dari kata baya dan sura.Konon dua sahabat yaitu ikan sura dan baya menginginkan keturunannya hidup rukun dan damai. Persengketaan muncul ketika mereka mempersoalkan siapa yang berkuasa kelak. Apakah keturunan baya atau sura. Dua sahabat berperang sampai mati. Bangkainya di temukan di tepi pantai,konon sejak itu lahirlah nama Surabaya.Legenda tersebut diabadikan dalam lambang kota Surabaya yang tergambar ikan sura dan buaya siap dalam berperang. Dari cerita di atas, kehidupan Surabaya adalah pulau ditengah kesendirian, sebuah pulau yang batu – batu karangnya adalah sebuah genggaman sinar harapan, yang pohon-pohonnya adalah nafas kehidupan dan buahnya adalah pelepas dahaga.Sang penabur benih bagaikan perahu lapuk terhempas di padang samudra raya, bersahabat dengan badai, gelombang menghantar ke haribaan bumi pertiwi.Itulah waktu kesiapan jiwa masa laluku dengan harapan hatiku akan masa depan. Ia bagaikan sekuntum mawar putih yang mekar dari dada bumi Surabaya menuju cahaya hari ditemani semangat burung elang yang terbang tinggi menembus pekatnya awan diselingi nyanyian pelangi.Ia mengubah kegelapan menjadi cahaya, kesedihan menjadi kegembiraan, dan keputusasaan menjadi harapan.

Revitalisasi kedua. Semangat berjuang dengan sebutan “Arek-arek Surabaya” telah membuka mata dunia bagaimana semangat arek Surabaya mempertahankan harga diri dalam pertempuran 10 November 1945 dan perobekan bendera di hotel Yamato tanggal 19 September 1945. Biarlah semangat juang ini terus membakar masyarakat kita untuk bekerja dan belajar . Biarlah kehidupan membawaku dalam kepak dan sayap. Aku menoleh ke belakang dan melihat sebuah kota unik, darimana mawar gelap menghardik banyak warna – warni bergerak pelan menuju ke pantai. Sebuah awan tipis menyembunyikannya dari padaku. Aku berteriak “Apa itu ? itu adalah kota masa laluku yang penuh darah dan nanah bercampur air mata. Bapak, Ibu , Saudaraku, Teman-temanku kini diam membisu. Dan mengejekku dengan pusara-pusara yang ditemani dengan goyangan rumput liar.Aku diam membisu . Lama kutertegun anganku dibawa angin kutemukan symbol-simbol kota dibangun disetiap penjuru pintu gerbang Surabaya.Kini darah,nanah dan air mata kusatukan menjadi semangat tuk membangun Surabaya.

Revitalisasi ketiga,sejak zaman colonial Belanda membangun jalan raya Banyuwangi-anyer,Surabaya menjadi pelabuhan utama penyalur hasil bumi dari Jawa dan Bali ke luar negeri. Mulai tahun 1908 Surabaya menjadi daerah maju , selain berfungsi sebagai pusat pemerintahan Jawa Timur juga sebagai pusat industry, perdagangan, bandar terbesar dan pangkalan utama Angkatan Laut Belanda di Indonesia. Puncaknya sejak Culturstelsel tahun 1830 daerah Surabaya menjadi daerah industry gula.Tempat berkumpulnya sinder-sinder gula yang menjadi raja-raja kecil dan antek – antek kompeni. Dan aku menatap , melihat banyak warisan objek peninggalan penjajah beserta pemikirannya.Aula-aula, kubah-kubah, menara-menara berdiri mencengkeram kuat di bumi pertiwi..Tapi, lonceng kematian dan tangisan menyanyikan tentang harapan padaku. Aku melihat bangunan-bangunan yang dibangun dengan keyakinan , dihancurkan dengan kesombongan dan keserakahan manusia. Aku mengintai menara-menara pemikiran untuk kunaikkan ke bangunan penuh harapan. Tempat suci yang dihiasi mimpi diterjang keterjagaan, lembaga-lembaga pendidikan beraura intelegensi berbalut kolusi digelapkan kebodohan, mesin-mesin industri membentuk robot-robot tanpa manusiawi pelan-pelan melenyapkan harapan.Warung-warung cinta, dimana para pencinta menjadi mabuk dan bermalasan akhirnya berguguran sia-sia. Ini semua mengelilingi tragedy kehidupan.Demikianlah kota masa lalu, dalam penampilan jauh, walaupun sebernarnya dekat walau melalui awan gelap.Berjalanlah terus kawan. Bermalasan sifat seorang pecundang kelas bawang tetapi menatap kota masa lalu seperti orang “nglalu”/ bunuh diri. Lihatlah ke depan , kota masa depan menanti dengan senyuman.

Demikianlah rangkaian kata – kata sastra. Mudah-mudahan rangkaian kata-kata ini menghiasi dan memberikan warna tersendiri untuk memberikan imajinasi dan inspirasi demi kemajuan kota Surabaya.

FX ERWAN PRASETYO

Tidak ada komentar: